Newest Post

// On :Senin, 11 Januari 2021


Sejarah singkat DNS

Penggunaan nama sebagai pengabstraksi alamat mesin di sebuah jaringan komputer yang lebih dikenal oleh manusia mengalahkan TCP/IP, dan kembali ke jaman ARPAnet. Dahulu, setiap komputer di jaringan komputer menggunakan file HOSTS.TXT dari SRI (sekarang SIR International), yang memetakan sebuah alamat ke sebuah nama (secara teknis, file ini masih ada - sebagian besar sistem operasi modern menggunakannya baik secara baku maupun melalui konfigurasi, dapat melihat Hosts file untuk menyamakan sebuah nama host menjadi sebuah alamat IP sebelum melakukan pencarian via DNS). Namun, sistem tersebut diatas mewarisi beberapa keterbatasan yang mencolok dari sisi prasyarat, setiap saat sebuah alamat komputer berubah, setiap sistem yang hendak berhubungan dengan komputer tersebut harus melakukan update terhadap file Hosts.

Dengan berkembangnya jaringan komputer, membutuhkan sistem yang bisa dikembangkan: sebuah sistem yang bisa mengganti alamat host hanya di satu tempat, host lain akan mempelajari perubaha tersebut secara dinamis. Inilah DNS.

Paul Mockapetris menemukan DNS di tahun 1983; spesifikasi asli muncul di RFC 882 dan 883. Tahun 1987, penerbitan RFC 1034 dan RFC 1035 membuat update terhadap spesifikasi DNS. Hal ini membuat RFC 882 dan RFC 883 tidak berlaku lagi. Beberapa RFC terkini telah memproposikan beberapa tambahan dari protokol inti DNS.


Apa Itu DNS? Bagaimana Cara Kerja DNS?

Domain Name System atau DNS adalah sebuah sistem yang membantu manusia dan komputer untuk saling berkomunikasi saat mengakses website melalui internet. Manusia menggunakan nama (URL), komputer menggunakan angka (IP), dan DNS berada di antaranya untuk “menerjemahkan” URL menjadi angka yang bisa dipahami oleh komputer

Contohnya adalah aplikasi Kontak di smartphone yang menampilkan nama untuk nomor telepon. Sulit bagi kita untuk mengingat kontak setiap orang hanya dengan nomor telepon mereka. Nah, sama halnya dengan aplikasi kontak, DNS mengubah URL menjadi sebuah nomor IP yang bisa dipahami komputer agar kita tidak perlu repot-repot mengingat nomor IP setiap situs yang ingin dikunjungi.

Bagaimana Cara Kerja DNS?

Setelah membahas apa itu DNS, selanjutnya kami akan membahas tentang cara kerja DNS. Jadi, sistem ini bekerja dalam beberapa langkah melalui sebuah struktur DNS. Langkah pertama dimulai dengan DNS query, yaitu permintaan informasi tentang alamat IP sebuah website.


Sebagai contoh, kita ingin membuka website (misalnya google.com) menggunakan web browser dengan mengetikkan nama domainnya.


Pertama, server DNS akan mencari informasi alamat IP di filehost, yaitu file teks biasa dalam sistem operasi yang berfungsi untuk mengarahkan hostname ke alamat IP. Jika informasi yang dicari tidak ditemukan, server akan mencari di cache, yaitu komponen hardware atau software yang menyimpan data untuk sementara.


Tempat penyimpanan cache yang paling umum adalah web browser dan Internet Service Provider (ISP).

DNS Recursor/DNS Recursive Resolver

Apabila informasi yang diminta tidak ditemukan di cache, sistem bisa meminta server lain untuk memenuhi permintaan tersebut atas nama klien (browser) dengan mencari informasi di cache ISP. Inilah yang disebut DNS recursor. Server ini layaknya agen yang berperan untuk menyediakan setiap informasi yang diminta. Dalam proses ini, DNS recursor juga meminta bantuan pada Root Nameserver.


Root Nameserver

Root nameserver berada pada tingkat tertinggi hierarki DNS. Tidak ada nama formal untuknya, dan server ini dilabeli dengan string kosong. Anda bisa menganggapnya sebagai tempat penyimpanan referensi.


Dalam penggunaannya, apabila informasi masih tidak bisa ditemukan di cache ISP, DNS recursive resolver akan mengirimkan permintaan ke Root Nameserver. Kemudian, server ini akan merespons permintaan tersebut dengan memberi tahu agen untuk mengakses area yang lebih spesifik, yaitu top-level-domain name server (TLD nameserver).


TLD Nameserver

Ketika mengakses Google atau Facebook, Anda bisa melihat bahwa nama domain kedua platform ini diakhiri dengan .com. Akhiran ini disebut top-level domain. Server untuk tipe top-level domain ini disebut TLD nameserver, yang berperan untuk mengelola semua informasi terkait ekstensi domain umum.


Seperti saat meminta informasi tentang www.google.com, TLD .com sebagai satu-satunya delegasi akan merespons permintaan dari DNS recursive resolver dengan mengacu pada Authoritative DNS server, atau Authoritative Nameserver. Server inilah yang memiliki resource asli untuk domain tersebut.


Authoritative Nameserver

Ketika DNS recursive resolver bertemu dengan authoritative nameserver, saat itulah jawaban akan diberikan. Authoritative nameserver memiliki semua informasi tentang nama domain yang diladeninya. Server ini menyediakan resolver berulang ke alamat IP yang ditemukan server dalam catatan. Setelah tahap ini selesai, web browser pun akhirnya menampilkan halaman website yang tadi kita minta, yaitu Google.


Bagaimana Cara Setting DNS Domain?

Selanjutnya, setelah membahas apa itu DNS beserta cara kerjanya, kami akan menujukkan cara mengganti setting atau pengaturan DNS domain. Di sini, kami menggunakan control panel Hostinger. Cukup masuk ke control panel di akun Hostinger Anda, lalu akses DNS Zone Editor.

Pada DNS Zone Editor, Anda akan melihat tipe DNS record yang bisa diedit, ditambahkan, dan dihapus.


Beberapa tipe DNS record ini adalah:

•A Record

DNS record dasar yang bisa digunakan untuk menambahkan Host, TTL (Time to Live), dan Points to baru.

•CNAME record

Record bagi suatu alias untuk domain lain. Anda bisa menambahkan Host, TTL (Time to Live), dan Points to baru.

•MX record

Record untuk mengidentifikasi server yang menangani mail. Anda bisa menambahkan Host, Priority, TTL (Time to Live), dan Points to baru.

•TXT record

Dengan record ini, Anda bisa menyimpan informasi teks untuk menambahkan Host, TXT Value, TTL (Time to Live), dan Points to baru.

•AAAA record

A record untuk alamat IPV6. Anda bisa menambahkan Host, TTL (Time to Live), dan IPv6 baru.

•NS record

Record DNS server untuk domain Anda. Di sini, Anda bisa menambahkan Host,TTL (Time to Live), dan TXT Value.

•SRV record

Record untuk spesifikasi data di Domain Name System. Anda bisa menambahkan Priority, Name, Weight, Port, Points to, dan TTL baru


Kesimpulan

Selesai! Sekarang, Anda sudah tahu apa itu DNS (Domain Name System), cara kerja DNS, juga cara setting DNS domain. Dengan mengetahui pengertian dan fungsi DNS beserta cara menyesuaikan pengaturannya, Anda pun bisa melakukan perubahan pada pengaturan control panel Hostinger sesuai kebutuhan.

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

// Copyright © Richi086 //Anime-Note//Powered by Blogger